Sastra dan Media Sarana Untuk Membangun Hegemoni

TANGSELXPRESS- Seiring perkembangan zaman, teknologi dan alat komunikasi pada era globalisasi pun semakin pesat. Perkembangan teknologi ini dijadikan sebagai wahana untuk membentuk ideologi di tengah masyarakat oleh sastrawan lewat karyanya.

Tidak bisa dipungkiri pada zaman sekarang ini media menjadi sebuah hal yang tak terelakkan lagi. Semua akses kehidupan sudah dimasuki oleh media. Dalam ranah sastra sendiri, perkembangan teknologi ini dapat dijadikan sebagai wahana untuk menyalurkan aspirasi dan pembentukan ideologi di tengah masyarakat melalui sebuah karya sastra.

Jika pada zaman penjajahan hingga masa pemerintahan Soeharto, akses media sangat dibatasi karena dianggap bisa menjatuhkan rezim penguasa pada saat itu, lain halnya pada masa orde baru hingga sekarang penyampaian ideologi sangat demokratis.

Sastra di sini memiliki cara tersendiri dalam penyampaian ideologi tersebut. Seorang sastrawan melalui kreativitasnya dalam melihat fenomena yang terjadi di dalam masyarakat dapat menghasilkan sebuah karya dengan menyelipkan ideologi yang kuat sehingga pembacanya dapat terpengaruh dan disadari atau tanpa disadari juga akan membentuk ideologi pembaca tersebut.

Ilmu sastra menunjukkan keistimewaan yaitu bahwa objek kajiannya tidak tentu dan memiliki cakupan yang luas. Sudah banyak berbagai pihak yang memberikan batasan yang tegas mengenai definisi sastra itu sendiri melalui pendekatan-pendekatan yang berbeda.

Namun, batasan nama yang pernah diberikan oleh ilmuwan ternyata diserang, ditentang, disangsikan, atau terbukti tidak kesampaian karena hanya menekankan satu aspek atau beberapa aspek saja, atau hanya berlaku untuk sastra tertentu. Masalahnya, secara instuisi kita semua sedikit banyaknya tahu gejala apakah yang hendak disebut sastra, tetapi begitu kita coba membatasinya, gejala itu luput lagi dari tanggapan kita.

Media sosial dalam hal ini mengambil peranan penting sebagai alat penyalur ideologi pengarang kepada masyarakat. Saat ini media elekronik (media sosial) lebih memiliki kekuasaan dibandingkan media cetak.

Apa itu sastra? Mendengar kata sastra imajinasi kita langsung dihadapkan dengan berbagai bentuk karya seperti cerpen, novel, puisi, dan drama. Terlepas dari bentuk tersebut sastra itu sendiri mempunyai suatu tujuan dalam penyampian isi yang kaya akan makna.

Banyak ahli sastra yang mencoba mendefinisikan sastra dan membentuk suatu konsep, tetapi definisi itu tidaklah bisa mencajadi suatu acuan untuk mendefenisikan apa itu sastra? Sebab sastra mempunyai kajian ruang lingkup yang luas.

Salah satu batasan “sastra“ adalah segala sesuatu yang tertulis dan tercetak. Cara lain untuk memberi definisi pada sastra adalah membatasinya pada “mahakarya” yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk, ekspresi dan eksistensi sastranya.

Nampaknya istilah “sastra” itu sendiri paling tepat diterapkan pada seni sastra, yaitu sastra sebagai karya imajinatif.

Artikel Sastra dan Media Sarana Untuk Membangun Hegemoni pertama kali tampil pada tangselxpress.com.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *