Polusi Udara dan Angkutan Umum di Kota Tangsel

TANGSELXPRESS – Memperhatikan Index Kualitas Udara di kota Tangerang Selatan (Tangsel) ternyata hampir sama buruknya denga kota Jakarta yang mencapai 190, dan hal ini mengindikasikan tidak sehat (unhealthy). Menurut beberapa sumber, hal ini banyak disebabkan oleh polusi udara yang disebabkan oleh kemacetan lalulintas dan aktivitas industri serta rumah tangga.

Keresahan mulai muncul ketika hal ini banyak menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat, dan sudah tentu hal ini sangat perlu dicarikan solusinya.

Artikel ini menjelaskan kondisi dan mengusulkan gagasan yang dapat menjadi solusi kemacetan lalu lintas sekaligus juga menjaga kualitas udara yang lebih baik di Kota Tangsel, melalui penerapan angkutan umum berkelanjutan.

Kondisi Udara dan Transportasi Kota Tangsel

Polusi Udara di Tangsel

Index kualitas udara sekitar 170 di kota Tangsel yang hampir sama buruknya dengan Jakarta, banyak disebabkan oleh polusi udara yang terdiri dari unsur karbon monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO2), Sulfur Oksida (Sox) dan lain-lain.

Bila unsur-unsur ini terlalu tinggi angkanya, maka mengakibatkan polusi udara, dan banyak mengakibatkan efek bagi kesehatan masyarakat diantaranya adalah gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, gangguan reproduksi dan hipertensi.

Menurut Dinas Kesehatan Kota Tangsel, jumlah pasien gangguan pernapasan sejak januari – agustus ini meningkat 20% dari tahun sebelumnya sehingga cukup meresahkan karena sudah mencapai 29,699 pasien. Adapun sumber polusi ini dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam yaitu terdiri dari industri, pembangkit listrik dan rumah tangga.

Sedangkan sumber bergerak, utamanya adalah penggunaan kendaraan bermotor yang menyebabkan kemacetan lalu lintas yang berkontribusi 70% terhadap polusi udara. Dan hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan dan dicarikan solusinya.

Berdasarkan data BPS Provinsi Banten, jumlah kendaraan bermotor pribadi di kota Tangsel tahun 2022 telah mencapai 241, 469 mobil dan 661.706 sepeda motor. Sementara itu luas wilayah Tangsel 164.8 km2 dengan panjang jalan skitar 375 km.

Akibat dari kondisi ini, khususnya pada jam sibuk terdapat 27 titik di Tangsel yang mengalami kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor. Sudah tentu, hal kemacetan ini dipastikan disebabkan belum memadainya angkutan umum sehingga masyarakat cenderung untuk menggunakan kendaraan bermotor pribadinya.

RDTR dan kondisi Angkutan Umum di Tangsel

Sementara itu, berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) tahun 2022-2024 Kota Tangsel, terdapat 7 isu strategis yaitu masalah banjir, kemacetan, persampahan, ruang terbuka hijau, potensi pariwisata dan ruang untuk investasi.

Dari sisi kemacetan lalu lintas, perlu untuk ditinjau kondisi penyelenggaraan angkutan umum dan penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Kemudian dari sisi lingkungan, maka persampahan dan ruang terbuka hijau menjadi isu utamanya. Sementara itu, sisi pariwisata dan investasi sangat erat hubungannya dengan isu strategis lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap isu  strategis tersebut saling terkait satu dengan lainnya.

Di Kota Tangsel, terdapat beberapa stasiun yang dilewati kereta commuterline seperti Stasiun Pondok Ranji , Stasiun Jurang Manggu, Stasiun Sudimara, Stasiun Rawa  Buntu dan Stasiun Serpong. Hal ini merupakan rangkaian KRL Jabodetabek yang rutenya dari dan menuju Jakarta.

Disamping itu, terdapat 33 rute angkutan kota yang beroperasi di dalam kota Tangsel dan antar kota sekitar (Tangerang, Bogor, Jakarta), dan 6 Bus Trans Jakarta yang beroperasi dari/ke Tangsel – Jakarta. Sebetulnya, dari sisi jenis dan jumlah angkutan umumnya sudah cukup memadai, tetapi belum cukup terkoneksi dan terintegrasi satu dengan lainnya, sehingga terkesan setiap rute memiliki jalurnya sendiri.

Teori Transportasi dan Angkutan Umum

Dalam prinsip teori penyelenggaraan angkutan umum, maka berdasarkan urutan daya angkutnya, adalah heavy railway atau KRL (30.000-60.000 orang/jam), Monorail (10.000-20.000 orang/jam), Light Railway (5.000-1.000 orang/jam), Bus besar (3.000-5.000 orang/jam), bus kecil (<3.000 orang/jam).

Artikel Polusi Udara dan Angkutan Umum di Kota Tangsel pertama kali tampil pada tangselxpress.com.

Related posts