Tantangan yang Dihadapi KPPS pada Pemilu 2024 di Indonesia, Apa Saja?

TANGSELXPRESS – Setiap lima tahun sekali, Indonesia selalu melaksanakan pemilihan umum (pemilu) untuk menentukan wakil rakyat yang akan duduk di lembaga negara.

Namun, di balik tahapan pemilu yang panjang, ada tenaga-tenaga pendukung pemilu yang bekerja keras, seperti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Tugas utama para KPPS pada hari pemungutan suara adalah membuka dan menutup kotak suara. Selain itu, mereka juga bertugas untuk memeriksa identitas pemilih, membagikan surat suara, dan memberikan arahan kepada pemilih. Tugas lain yang tak kalah penting adalah menghitung suara dan melaporkannya kepada pihak berwenang.

Kurniawan, salah satu Petugas KPPS di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menceritakan pengalamannya saat menjadi Ketua KPPS TPS 09 Ciater, Serpong, Tangsel pada pemilu 2024.

Ia mengungkapkan bahwa salah satu tantangan yang dihadapinya adalah kesulitan yang dialami oleh warga dalam mencoblos surat suara, terutama bagi warga awam yang masih belum memahami cara memilih di dalam surat suara pilpres, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten dan DPD RI. Serta seringnya salah memasukkan surat suara ke Kotak yang telah disediakan.

“Perbedaan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan Daftar Pemilih Tambahan (DPTB) yang mendapatkan surat suara juga menjadi kendala. Ada yang lengkap (5), ada yang hanya Presiden (1), ada yang hanya 3,” paparnya, Kamis (15/2).

Selain itu, Kurniawan juga menyebut bahwa ia dan rekannya harus merekap 11 rangkap (7 untuk KPPS, Kelurahan, Bawaslu, KPU, panwaslu) laporan pada setiap rinciannya.

“Tentu saja, hal ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Kami pun harus teliti saat melaporkan formulir C1, sehingga tidak menimbulkan perbedaan hasil suara yang ada,” ungkapnya.

Atas pengalaman tersebut, Kurniawan mengharapkan agar pada pemilu selanjutnya, hanya diberlakukan beberapa partai politik saja.

“Hal itu diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam memilih wakilnya di tingkat nasional, provinsi dan kota. Dengan begitu, proses pemungutan suara menjadi lebih efektif dan terstruktur, serta dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu,” harapnya.

Di sisi lain, dirinya sangat mengapresiasi atas antusias para warga yang hadir untuk menggunakan hak pilihnya cukup tinggi.

“Alhamdulillah, kesadaran warga untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024 ini cukup tinggi. Dari jumlah DPT sekitar 260, yang hadir sekitar 220 orang, belum ditambah lagi dengan DPTB. Sehingga dapat dikatakan lebih dari 80%,” tambahnya. (arga)

Artikel Tantangan yang Dihadapi KPPS pada Pemilu 2024 di Indonesia, Apa Saja? pertama kali tampil pada tangselxpress.com.

Related posts